- Tujuan rehabilitasi penderita stroke menurut WHO adalah :
- Kesukaran menahan buang air besar
- Memperbaiki fungsi motorik, wicara, kognitif dan fungsi lain yang terganggu
- Readaptasi sosial dan mental untuk memulihkan hubungan interpersonal dan aktivitas sosial
- Dapat melaksanakan aktifitas kehidupan sehari-hari
Tips terapi stroke ringan rehabilitasi harus mengacu pada kondisi yang dialami pasien saat itu sehingga rencana rehabilitasi ini lebih terarah dan efisien. Fisioterapis harus saat itu sehinga rencana untuk rehabilitasi ini lebih terarah dan efisien. Fisioterapis harus membuat latihan yang bertujuan mengoptimalkan anggota tubuh yang terkena tersebut dnegan cara menciptakan suatu aktifitas yang sederhana/mudah dipahami pasien dan mengacu pada kekurangan apa yang harus ditambahkan pada pasien dan mengacuk pada kekurangan apa yang harus ditambahkan pada pasien. Terkadang perlu juga menciptakan suatu aktifitas dimana pasien tidak mengetahui bahwa sebenarnya latihan tersebut ditunjukkan untuk anggota tubuh yang lemah.
Dalam memberikan latihan dan Tips Terapi Stroke Ringan seorang fisioterapis tidak saja terfokus pada sisi yang sakit saja tetapi sisi yang sehat juga harus dioptimalkan fungsinya,karena sisi yang sehat sangat menopang untuk program rehabilitasi.Dalam dua sampai tiga bulan pertama,terapi difokuskan pada pengembalian kemampuan kontrol tubuh.Ini adalah modal untuk bisa bergerak dengan benar.
Tips Terapi Stroke Ringan dengan kontrol tubuh yang baik juga akan menghindari pasien dari kemungkinan oleng terjatuh saat mendorong pintu atau menunduk mengambil barang.Kontrol tubuh dapat diraih dengan beragam latihan keseimbangan.Penempatan anggota tubuh pada posisi yang benar adalah target latihannya.Ini akan menstabilkan lutut dan menguatkan otot penyangga badan.Setelah kontrol tubuh berhasil dipulihkan,perhatian dipusatkan pada latihan gerak.Gerakan yang benar membuat sendi berfungsi dengan benar hingga mengurangi nyeri,meminimalkan komplikasi.
Agar bisa kembali bergerak dengan benar,penderita stroke juga dilatih motorik halusnya.Mereka diajak untuk melakukan gerakan menjapit dan memegang.”yang dilihat bukan hasilnya tetapi proses menjapit dan memegangnya”.Saat evaluasi,itulah yang dilihat oleh terapis.Dari tidak bisa bergerak menjadi bisa saja tidak cukup.Terapis akan membantu pasien mengenali benar-tidaknya mereka melakukan gerak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar